MENGUAK PRIBADI HM. FARID WAJDI AS, bagian 4

Rizqi Yang Barokah
Hari itu bapak ( KH.M.Farid Wajdi ) sedang duduk diruang tamu ditemani ibu,dan saya menghampiri beliau berdua untuk berpamitan keluar rumah,sebelum mengijinkan saya pergi,beliau menyuruh saya duduk dan kemudian bertanya :

" mau kemana anakku ko kamu terlihat terburu-buru "
Saya pun menjawab pertanyaan beliau :
" mau keluar pak untuk ketemu sama teman bisnis "
" apa yang menjadi niatmu ketemu dengan dia "
" ya cuma sekedar bertemu pak,tadi sudah janjian,rencananya mau bertransaksi barang dagangan yang saya jual "
" aku pingin tanya, kalau kamu berbisnis apa yang ingin kamu capai "
Mendapat pertanyaan ini saya hanya bingung,tidak bisa menjawab dan dalam hati saya sempat berkata :
" bapak ini gimana,ya namanya bisnis ya nyari uang (keuntungan),masak hal sederhana ini ko masih ditanyakan "
Diluar dugaan ternyata beliau mampu membaca apa yang sedang saya fikirkan meski hanya melihat ekspresi saya yang bingung tanpa mampu menjawab pertanyaan beliau, beberapa saat kemudian beliau meneruskan pembicaraan.
" sudah kamu tidak perlu menjawab,saya sudah faham apa yang kamu fikirkan "
" saya cuma ingin berpesan,kalau kamu bekerja jangan kamu niati hanya sekedar mencari uang,nanti kamu akan mudah terjebak yang penting dapat uang, sehingga kamu tidak akan berhati-hati didalam proses kamu menjemput bagian dari Rizqi yang sudah disediakan oleh Allah untuk dirimu,kamu bisa menipu bahkan mencuri hanya demi memuaskan keinginanmu untuk mendapatkan uang "
" padahal banyak hal positif yang bisa kamu dapatkan selama berproses tholabul halal,karena memang hal itu diperintah oleh Allah agar  menggerakkan kaki dan tanganmu untuk menjemput bagian Rizqi yang sudah disediakan oleh Allah untukmu "
" saya teringat dawuh (hadist) Kanjeng Nabi Muhammad SAW bahwa : "Dibalik tholabul halal tersimpan banyak pahala,barokah dan ampunan Allah SWT,karena ada sebagian dosa yang tidak bisa ditebus oleh manusia kecuali lewat kesulitan kita mencari Rizqi yang halal "
" jadi dalam hal ini yang dinilai bukan hasilnya tetapi prosesnya selama kita bertholabul halal,itu yang akan dihisab dan harus kita pertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT kelak diakherat "
" oleh karena itu pasang niat yang baik,niati ketika kamu bekerja tdk dalam rangka mencari uang,tetapi *mencari barokah tholabul halal*sehingga konsentrasi mu tetap Ridlonya Allah SWT yang kamu cari bukan materinya,karena Rizqi kita itu sudah dijamin dan ditetapkan oleh Allah SWT selama kita hidup di dunia,jadi kamu tidak perlu khawatir sama sekali "
" bagaimana kamu sudah faham ? "
" inggih pak "
Ada 5 hal yang menjadi landasan beliau didalam bab tholabul halal ( menjemput bagian Rizqi yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT ) agar Rizqi kita barokah :
1. Jangan sampai meninggalkan yang fardlu ( kewajiban yang sudah diperintahkan oleh Allah untuk kita
2. Jangan sampai mengecewakan apalagi menyakiti teman kerja kita ( baik itu yang terkait dengan  cara kita bertransaksi maupun dari nilai transaksi kita dengan orang lain ).
3. Jangan hanya profit oriented ( mencari keuntungan semata ).
4. Jangan terlalu menggebu-gebu didalam bekerja ( full kerja ).
5. Jangan sampai meyakini bahwa usahanya yang menentukan,tetap meyakini bahwa semuanya Allah yang menentukan.
•> pada poin yang pertama
Selama kita bekerja jangan sampai melenakan kita sehingga mencuri perhatian kita sampai kita lupa dan meninggalkan kewajiban2 kita sebagai manusia yang diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah SWT saja ( baik kewajiban kita kepada Allah SWT maupun kewajiban kita kepada sesama manusia ).
•> Pada poin kedua
Selama kita bekerja kita dituntut untuk berlaku jujur,tanggung jawab dan manusiawi sehingga tidak ada fihak ( yang terkait dengan proses selama kita bekerja ) yang akan merasa dirugikan atau dikecewakan,jadi tetap koridor bekerja kita mengacu pada Ridlo Allah SWT dan Ridlo sesama.
•> Pada poin ketiga
Didalam kita bekerja yang menjadi niatnya adalah mencari barokah Rizqi yang halal dan menghayati semua laku2 selama bekerja adalah bagian dari proses ibadah kepada Allah SWT dan yang menjadi tujuannya adalah keridloan-Nya dan Ampunan-Nya.
•> Pada poin yang keempat
Selama kita bekerja kita dituntut utk optimal didalam mendayakan semua potensi yang diberikan oleh Allah SWT utk kita akan tetapi tetap terkontrol dengan baik seluruh sikap hati kita,jadi tidak terpimpin oleh hawa nafsu kita sampai kita kehilangan waktu2 berkualitas kita untuk beribadah pada Allah dan waktu terbaik kita utk menghasilkan karya indah dihadapan Sang Pencipta.
•> Pada poin kelima
Ketika ada hasil yang kita peroleh selama kita bekerja _jangan sampai kita yaqini bahwa usaha kita yang menentukan,akan tetapi harus benar-benar kita yaqini dan kita tanamkan dalam hati kita bahwa semua hasil itu atas kehendak dan kuasa Allah SWT._sehingga kita wajib bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan untuk kita dan membelanjakan Rizqi yang kita peroleh kejalan yang benar yang Allah SWT Ridloi.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan pemikiran beliau tentang konsep bekerja bahwa didalam bekerja harus menjaga mulai dari niat yang baik ( niat ibadah pada Allah ), dan kita harus benar-benar menjaga laku2 kita selama bekerja agar tetap berfokus pada nilai ibadah ( tidak terjebak pada hasil akan tetapi penghayatannya pada prosesnya dilakukan secara baik,jujur,penuh tanggung jawab, manusiawi yang mengacu pada keridloan Allah SWT,keridloan diri dan keridloan sesamanya ) dan membelanjakan Rizqi kita secara benar menurut Allah SWT,dan kita dituntut untuk terus bersyukur dan berpasrah total menghayati segala keputusan Allah SWT untuk kita adalah yang terbaik.
Penulis,M.Jaddin Wajad

TPQ Al-ghofilin,29 Januari 2017                        

Comments

Popular posts from this blog