HAJI 4, CARAMENGERJAKAN HAJI
TATA CARA MENGERJAKAN HAJI
Di dalam melaksanakan ibadah
haji terdapat tiga cara yaitu :
a. Tamattu’,
yaitu mengerjakan umrah terlebih dahulu,
setelah itu baru mengerjakan haji. Dengan memilih cara ini maka harus membayar
dam.
b. Ifrod,
yaitu mengerjakan haji lebih
dahulu baru kemudian
mengerjakan umrah. Cara
seperti tidak membayar dam dan merupakan cara yang terbaik.
c. Qiran,
yaitu mengerjakan haji dan umrah di
dalam satu niat dan satu pekerjaan (secara bersama-sama). Cara ini harus
membayar dam.
A.
CARA
MENGERJAKAN HAJI TAMATTU’
1.
Melaksanakan
Umrah
a. Miqat makani bagi calon haji Indonesia adalah
Bir Ali (Madinah) atau Jeddah.
b. Mulai dari miqat tersebut rukun dan wajib
haji dilaksanakan, yaitu
niat ihram kemudian menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan
thawaf umrah, sa’i dan cukur/ gunting rambut (tahallul umrah), yang secara
terperinci tata caranya telah dijelaskan pada sub bahasan G 4.
c. Setelah selesai melaksanakan umrah yang
ditandai dengan memotong rambut maka kemudi-an menuju Makkah untuk
melaksanakan haji.
2.
Melaksanakan
Haji
a. Di Makkah pada tanggal 8 dzulhijjah ; mandi dan berwudhu’, memakai kain ihram, shalat sunat
dua rokaat dan kemudian ihram (niat haji) di pondokan dengan membaca :
لَـبَّـيْكَ اللهُمَّ حَـجًّا
Artinya
: Kupenuhi ya Allah panggilan-Mu untuk
berhaji”.
(perhatikan
keterangan tentang ihram pada B. a.)
b. Berangkat menuju Arofah dan berdo’a (do’a
berangkat ke Arofah), membaca talbiah, shalawat dan do’a (diperbanyak selama
dalam pemberangkatan), dan ketika memasuki Arofah agar berdo’a kembali.
c. Di Arofah,
selama menunggu waktu wukuf (saat
tergelincirnya matahari sampai waktu fajar tanggal 10 Dzulhijjah) diisi dengan
baca Al Qur’an, dzikir dan berdo’a serta ziarah ke Jabal Rahmah. Dan
ketika melihat Jabal Rahma sunat
berdo’a.
d. Wukuf diawali dengan mendengarkan
khutbah wukuf, kemudian shalat dhuhur
dan ashar jama’ taqdim dan diqashar setelah itu mulai dengan membaca do’a-do’a
wukuf. Untuk kesempurnaan wukuf perhatikan sunat-sunat wukuf terdahulu.
e. Selesai melaksanakan wukuf, bersiap-siap menuju ke Muzdalifah sambil
membaca tal biyah, shalawat dan do’a kemudian sewaktu berangkat dari Arafah
membaca :
اللهُ اَكْبَـرُ اللهُ اَكْبَـرُ
اللهُ اَكْبَـرُ لَااِلـــــــــــــــــــــــــهَ اِلَّا اللهُ
اللهُ اَكْبَـرُ وَللهِ الْحَمْـدُ
f. Ketika sampai di Muzdalifa dianjurkan berdo’a
dan kemudian mabit (berhenti atau bermalam walaupun sejenak dan bagi yang belum
shalat maghrib dan isya’ dilakukan saat menanti tengah malam dengan jama’
takhir qashar.
g. Dianjurkann memperbanyak dzikir dan berdo’a
karena Muzdalifah merupakan tempat yang mustajab dan disunatkan juga mencari
kerikil minimal tujuh butir untuk melontar jumratul aqabah, dan maksimal 70
butir.
h. Berangkat ke Mina, selama dalam perjalanan
menuju Mina tetap disunatkan untuk bertalbiyah, sedangkan takbiran baru
disunatkan setelah melontar jumrah aqabah.
i. Ketika sampai di Masy’aril Haram (antara
Muzdalifah dan Mina) disunatkan berdo’a : Robbana aatina fiddunya hasanah dan
seterusnya. Kemudian begitu sampai di Mina lalu berdo’a :
اللهم هذا مـنى فامنُنْ عليَّ بما
مـنَنْتَ به على اوليَائِكَ
Artinya
: Ya Allah, tempat ini adalah Mina, maka
anugerahilah aku dengan apa yang engkau telah berikan kepada wali-wali-Mu dan
orang-orang yang taat kepadaMu”.
j. Kewajiban haji yang dilaksanakan selama di
mina yaitu :
1. Melontar
Jumratul Aqadah dengan tujuh lontaran, setiap lontaran satu batu, dikerjakan
tengah malam/ pagi/ sore dan yang terbaik waktu dhuha. Setelah itu tahallul
awal dengan bercukur. Dengan selesainya tahallul awal ini maka seluruh larangan
ihram telah gugur kecuali jima’, semua ini dikerjakan pada tanggal 10
dzulhijjah.
2. Bagi
yang mengambil nafar awal, bermalam di Mina pada malam tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah dan siang harinya (diutamakan
setelah tergelincir matahari) melontar jumrah Ula, Wustha dan Aqabah secara
berurutan, dengan jumlah 42 lontaran dan 42 kerikil. Setiap lontaran membaca :
بِسْمِ اللهِ وَاللهُ اَكْبَـرُ رَجْمًا لِلشَّيَاطِـيْنِ وَرَضِىَ لِلرَّحْمن. اللهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَـبْرُوْرًا
وسَعْيًا مَـشْـكُوْرًا
Artinya
: Dengan Nama Allah, Allah Maha Besar, Kutukan
bagi segala setan dan ridha bagi Allah Yang Maha Pemurah. Ya Allah, Tuhanku,
jadikanlah ibadah hajiku ini haji yang mabrur dan sa’i yang diterima”.
3. Bagi
yang memilih nafar stani, bermalam di Mina pada malam tanggal 11, 12 dan 13
Dzulhijjah dan melontar tiga jumrah secara berurutan. Selama tiga hari tersebut
sebanyak 63 lontaran dan 63 kerikil, dan setelah selesai melontar ketiga jumrah
tersebut lalu berdo’a.
k. Bagi yang memiliki tanggungan supaya membayar sewaktu di Mina dan bagi yang mampu
supaya memotong hewan kurban, kemudian menuju Makkah.
l. Selama berada di Makkah ini kegiatan yang
dilakukan adalah :
1. Melakukan
thawaf ifadhah dengan cara seperti G d , dengan selesainya thawaf ifadah ini
maka berarti telah tahallul tsani dan dibolehkan jima dengan istri.
2. Mengerjakan
sa’i bagi yang belum, dan membayar dam bagi yang memiliki tanggungan serta
melaksanakan jama’ah di Masjidil haram dan membaca Al-Qur’an selagi masih ada
kesempatan (sebelun pulang).
3. Melakukan
thawaf wada’sebanyak tujuh putaran dengan cara yang sama (G d) hanya do’anya
ada perbedaan sedikit, begitu juga do’a setelahnya.
m.
Menuju
tanah air tercinta.
B.
CARA
MENGERJAKAN HAJI IFROD
Melaksanakan
haji terlebih dahulu baru kemudian
mengerjakan umrah.
1)
Ihram dari
Miqat (Bir Ali atau Jeddah) dengan ketentuan sama dengan B a. ( Lafal niat haji Ifrod sama dengan haji
tamattu’.)
2)
Selama menuju
Makkah dan kegiatan selama di Makkah adalah :
a) Sunat mengerjakan
thawaf qudum (yang bukan mukimin), dan bila dikerjakan dengan sa’i maka sa’inya termasuk sa’i haji
dan pada saat thawaf ifadah tidak perlu
sa’i lagi.
b) Setelah
selesai thawaf qudum tidak ditutup dengan tahallul sampai selesai seluruh
kegiatan haji.
3)
Tanggal 8
Dzulhijjah berangkat ke Arafah dan seterusnya, pelaksanaannya sama dengan haji
tamattu’.
4)
Selesai
mengerjakan haji barulah mengerjakan umrah dengan miqat sa-lah satu antara
Tan’im atau Ji’ranah, lalu kembali menuju Masjidil Haram untuk Thawaf dan sa’i
dan diakhiri dengan mencukur rambut (tahalul).
5) Selesai
mengerjakan Umrah, bagi yang belum ke Madinah diberangkatkan ke Madinah dengan
melakukan thawaf wada’ sebelum berangkat.
6)
Selama di
Madinah kegiatan khususnya adalah ziarah ke Masjid Nabawi dan shalat di
dalamnya, ziarah ke Makam Nabi saw, Raudah, Makam Baqi’, Masjid Quba, Jabal
Uhud, Masjid Qiblatain dan ke Khandak/ Masjid Khamsah.
C.
CARA
MENGERJAKAN HAJI QIRON
1). Ihram
dari qimat (seperti biasa) dan berniat haji dan umrah.
2). Melaksanakan
thawaf qudum (bila bukan mukmin) boleh dengan mengerjakan sa’i ataupun tidak,
bila mengerjakannya dengan sa’i maka sa’inya dihitung sa’i haji dan setelah
thawaf ifadhah tidak perlu lagi bersa’i.
3). Dengan
selesainya thawaf ifadhah, berarti
selesai pulalah seluruh rangkaian pelaksanaan haji qiran.
4). Urut-urutan
kegiatan dan bacaan do’a sama dengan haji Ifrod, kecuali setelah tahallul ke
dua tidak perlu umrah lagi.
D.
HIKMAH
HAJI DAN UMRAH
Ada
beberapa hikmah haji dan umrah, antara lain adalah :
1. Haji
merupakan salah satu rukun Islam yang lima, oleh karenanya bila rukun yang 4
telah dilaksanakaan semua maka melaksanakan haji secara formal berarti
tuntasnya pelaksanaan rukun Islam yang lima tersebut.
2. Bila
haji dikerjakan dengan penuh loyalitas kepada Allah swt, dalam arti didasari
oleh semangat Taqwa, pengabdian, khusyu’ tawadhu’ dan tadharu’, maka tidak ada
kenikmatan yang pertama yang pantas diterimanya selain sorga kelak.
Nabi
saw. bersabda :
منْ حج لله فلم يرفث ولم يفسُقْ خرج من ذنوبه كيومِ ولدته امُّه
والعمرة الى العمرة كــفارةٌ لمـا بيـنـهما والحـجُّ المــبـرورُ
لَيْسَ لـه جـزَ اءٌ الا الـجــنـةَ
رواه البخارى و مسلم
Artinya : Barang siapa
yang mengerjakan Haji semata-mata karena Allah, lalu tidak berkata keji dan berbuat fasiq,maka ia keluar dari dosa-dosanya bagaikan
saat dilahirkan oleh ibunya, dan melakukan Umrah dan umrah (kemudian),
menghapus dosa antara keduanya, sedangkan haji yang mabrur tidak ada balasan
(yang pantas) kecuali sorga”. HR.
Bukhari Muslim
3. Segala
pekerjaan selama haji terutama wukuf, merupakan lambang kepatuhan seorang hamba
kepada Tuhannya.
4. Semakin
menyadari akan kebesaran Allah swt. dan betapa lemahnya manusia bila dibanding
denganNya.
5. Dengan
mengetahui tempat-tempat suci (Haramain) dan tapak tilas perjuangan Nabi saw.
akan semakin mempertebal keyakinan dan ketaqwaan kepada Allah swt.
Comments
Post a Comment