MERAWAT JENAZAH
MERAWAT JANAZAH
Setiap makhluk yang
berjiwa pasti mengalami kematian, tidak terkecuali manusia. Allah swt.
memuliakan manusia semasa hidupnya ataupun ketika meninggalnya, oleh karenanya
fardhu kifayah hukumnya melaksanakan perawatan terhadap jenazah sesama muslimnya. Perawatan dimaksud adalah :
memandikan, mengkafani, menyalatkan dan menguburkan.
Anak yang dilahirkan
sebelum waktunya dan yang lahir dalam keadaan sudah mati, maka tidak
disembahyangkan. Bila lahir dan masih terlihat tanda-tanda hidupnya baru
kemudian meninggal, maka diperlakukan seperti layaknya orang dewasa.
A.
MERAWAT ORANG
SAKIT KERAS (MUHTADLIR/KOMA)
Bila telah nampak tanda-tanda ajal telah
tiba, maka tindakan yang sunah dilakukan oleh keluarga atau orang yang menunggu adalah sebagai berikut:
1.
Membaringkan muhtadlir pada lambung
sebelah kanan dan menghadapkannya ke arah qiblat. Jika tidak memungkinkan
semisal karena tempatnya terlalu sempit atau ada semacam gangguan pada lambung
kanannya, maka ia dibaringkan pada lambung sebelah kiri, dan bila masih tidak
memungkinkan, maka diterlentangkan menghadap kiblat dengan memberi ganjalan di
bawah kepala agar wajahnya bisa menghadap qiblat.
Bila tetap tidak mungkin
(karena sulit) maka cukup dibaringkan terlentang dengan kepala di utara.
2.
Dibacakan surat Yasin dengan suara agak keras, dan surat Ar Ra’du
dengan suara pelan. Faedahnya adalah untuk mempermudah keluarnya ruh. Juga memperbanyak baca surat Al Fatihah
3.
Membisikkan harapan-harapan baik di telinganya, jangan
menakut-nakutinya.
4.
Membimbing / membisikkan kalimat ALLAH..ALLAH..ALLAH
di telinganya dengan santun, tanpa ada kesan memaksa.
5.
Memberi minum apabila melihat bahwa ia
menginginkannya. Sebab dalam kondisi seperti ini, bisa saja syaitan menawarkan
minuman yang akan ditukar dengan keimanannya.
6.
Orang yang menunggu sama sekali tidak diperbolehkan
membicarakan kejelekannya, sebab malaikat akan mengamini perkataan
mereka.
7.
Keluarganya dilarang keras menangis histeris atau
susah yang berlebihan
B.
SESAAT SETELAH
AJAL TIBA
Setelah yang sakit dipastikan telah
meninggal, tindakan selanjutnya yang sunah untuk dilakukan adalah sebagai
berikut:
1.
Segera
memindahkan janazah ke tempat khusus (SEPERTI DIPAN). Kepala disebelah timur
atau disebelah utara, mata dipejamkan, dagu diikat ke kepala, tangan
disedekapkan, badan dan kaki diluruskan selurus mungkin, semua pekerjaan ini
supaya dilakukan dengan hati-hati dan lemah lembut, janazah harus dihormati sebaik-baiknya.
2. Saat memejamkan kedua matanya seraya membaca:
بِسْمِ
اللهِ وَعَلٰى مِلَّةِ رَسُوْلِ اللهِ، اللّـٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، وَارْحَمْهُ،
وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِي الْمَهْدِيِّينَ، وَاخْلُفْهُ فِي عَقِبِهِ فِي
الْغَابِرِينَ، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، وَافْسَحْ لَهُ
فِي قَبْرِهِ، وَنَوِّرْ لَهُ فِيهِ.
3.
Sambil menunggu saat memandikannya,
janazah dijaga dan ditunggu (bergantian) sambil memanjatkan doa, baca surat al
Fatichah, Al Ikhlas, Yasin dll. Dengan harapan semuanya bermanfaat utuk ruh
almarhum/mah, keluarga yang ditinggal serta yang berta’ziyah.
C.
MEMANDIKAN
JENAZAH
a. Syarat
jenazah yang wajib dimandikan
1. Jenazah
seorang muslim atau muslimat.
2. Bagian
dari tubuh jenazah masih ada, walaupun sebagian.
3. Matiannya
bukan karena mati syahid.
b. Yang
berhak memandikan jenazah
Mayat laki-laki harus dimandikan oleh
laki-laki pula, kecuali istri atau mahramnya, begitu pula sebaliknya. Apabila
istri dan mahramnya sama-sama ada maka yang paling berhak adalah istrinya,
begitu juga sebaliknya. Hal ini dimaksudkan agar apabila pada mayat terdapat
aib, suami/istri dan mahram lebih bisa menjaga kerahasiannya.
Oleh karena itu bila orang lain yang
memandikan, maka harus dipilih
mereka yang betul-betul dapat dipercaya. Nabi saw.
bersabda :
لِيَغسِل
مَوْتَاكُـمُ المْـَـأمُوْنُوْنَ
رواه ابن ماجه
Artinya : Hendaknya yang
memandikan jenazah itu, orang-orang yang terpercaya. HR. Ibnu Majah
c. Cara
memandikan jenazah
1. Yang
memandikan boleh berniat dan boleh tidak.
2. Jenazah
hendaknya diletakkan di tempat yang agak tinggi dan terlindung dari terik
matahari, hujan atau pandangan orang banyak
3. Jenazah
dibersihkan dari kotoran dan najis yang melekat di tubuhnya, termasuk yang ada
pada kuku jarinya serta mulut dan giginya, begitu juga yang ada di setiap
lubang tubuhnya.
4. Jenazah
diangkat (agak didudukkan) diurut/ditekan perutnya agar kotoran yang mungkin
akan keluar dapat dikeluarkan secara tuntas.
5. Ketika
membersihkan kemaluan jenazah, hendaknya memakai kaos tangan, karena menyentuh
kemaluan orang lain haram hukumnya, kecuali suami istri.
6. Menyiramkan
air ke seluruh badan sampai merata, dimulai dari anggota badan sebelah kanan.
7. Setelah
itu disabun dan disiram kembali dengan air yang dicampur kapur barus, daun
bidara atau apa saja yang harum baunya dan tidak mengandung najis, sunat
dilakukan tiga kali berturut-turut.
8. Setelah
selesai, kemudian diwudhu’i.
9. Air
yang masih melekat di badan dan rambut jenazah supaya dihanduki dan kemudian
disisir rambutnya, bila ada rambut yang rontok hendaknya diletakkan kembali di
sela-sela rambutnya, kedua tangannya diletakkan di atas dada.
10. Kalau
karena sesuatu hal ada bagian tubuh jenazah yang tidak dapat dibasahi dengan
air (karena luka terbakar atau anak lelaki yang belum dikhitan) maka bagian
tersebut dibiarkan, dan sebagai gantinya jenazah ditayamumi.
11. Jika
tidak didapati yang sejenis kelamin dengan mayat dan tidak ada mahramnya, maka
sebaiknya mayat cukup ditayamumi saja.
Rasulullah
saw. bersabda :
عنْ
امّ عَطِـيَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا قالَتْ : دَخَل عَليْنَا النَّـبيُّ صَلى اللهُ
عَليْهِ وَسَلّمَ ونَحْنُ نغْسِل ابنَتَهُ فقال اِغْسِلنَهَا ثَلَاثًا اَوْ خَمْسًا
اَوْاَكْـثَرَ مِنْ ذلكَ إِنْ رَأيتُنَّ ذلكَ بـماءٍ وَسِدْرٍ واجْعَلنَ فِي
الآخِرَةِ كَافُوْرًا رواه البخارى ومسلم
وفى روايـةٍ اِبْدَأ بِمَيَامِهَا ومَواضِعَ الْوُضُوْءِ عَنْهَا
Artinya : Dari Ummu
‘Athiyah, ra. telah masuk kepada kami sewaktu kami memandikan puteri Beliau,
lalu Beliau bersabda : Mandikanlah dia tiga kali atau lima kali atau lebih, kalau kamu pandang
lebih baik dari itu, dengan air serta daun bidara dan basuhlah yang terakhir
dengan dicampur kapur barus. HR. Bukhari dan Muslim. Dalam riwayat lain:
“Mulailah dari anggota badan yang kanan dan anggota wdlu’ dari jenazah.
D.
MENGKAFANI
JENAZAH
Minimal kain kafan untuk mayat laki-laki atau
wanita adalah satu lapis kain kafan putih, sedangkan yang sempurna adalah tiga
lapis untuk laki-laki dan lima lapis untuk wanita.
a. Cara
mengkafani jenazah laki-laki.
Kain kafan yang sudah dipotong sesuai ukuran
jenazah, kemudian dihamparkan perlembar sambil ditaburi harum-haruman. Kemudian
jenazah diletakkan di atasnya, kedua tangannya berada di atas dadanya ,
kemudian kain kafan itu dibungkuskan selembar demi selembar, setelah itu diikat
dengan tiga ikat tali yang terbuat dari bagian kain kafan. Tentang tiga lembar
kain kafan ini, disebutkan dalam hadits :
عَنْ
عَائِشـةَ كُفـِنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ فى ثلاثةِ
اثْوَابٍ بِـيْضٍ سُـحُوْلِيَّـةٍ منْ كُرْسُفٍ ليْسَ فِـيْهَا قَمِيْصٌ ولا عِمَامَةٌ مـتفق عليه
Artinya : Dari Aisyah ra.
bahwa Rasulullah saw. dikafani dengan
tiga lapis kain putih bersih yang terbuat dari kapas, tidak ada di
dalamnya baju ataupun surban. HR.
Muttafaq Alaih
b. Cara
mengkafani jenazah wanita
Bagi jenazah wanita
disunatkan dikafani dengan 5 lembar, yaitu : basahan (kain bawah), baju,
penutup kepala dan kemudian dibungkus dengan dua lembar kain yang menutupi
seluruh tubuhnya.
Pada setiap lembar
kain kafan juga disunatkan diberi harum-haruman, kemudian juga disiapkan tiga
utas tali dari bagian kain kafan. Setelah semuanya siap lalu ditata dengan baik
dan berurutan untuk memudahkan pembungkusan. Pertama tali diletakkan,
diperkirakan pada bagian atas kepala, perut dan
di bawah kaki, lalu dua kain pembungkus dihamparkan satu persatu,
kemudian tutup kepala, lalu baju dan paling atas kain basahan. Mengkafani
dimuai dari kain basahan, baju, kerudung lalu dibungkus dengan dua lembar
secara berurutan, dan yang terakhir diikat dengan tali yang telah dipersiapkan.
Khusus bagi orang
yang meninggal ketika ihram, menurut keterangan suatu hadits tetap diperlakukan
seperti jenazah biasa, akan tetapi
tidak perlu diberi
harum-haruman, tidak ditutup kepalanya serta dibungkus dengan kain
ihramnya.
Adapun cara mengurus mereka yang mati syahid, perhatikan
hadits berikut :
عَنْ
جَابِرٍ عَنِ النبِى صَلى اللهُ عَليْهِ وَسَلَّمَ اَمَرَ فى قَـتْلَى اُحُدٍ بدَفْنِهِمْ
بدِمَائِهمْ وَلـمْ يُغْسَلوْا ولـمْ يُـصَلَّ عَليْـهِمْ رواه البخارى
Artinya : Dari Jabir :
Sesungguhnya Nabi saw. Memerintahka kepada sahabat-sahabat beliau,
sehubungan dengan mereka yang gugur
dalam perang Uhud, supaya mereka dikubur beserta darah mereka, tidak dimandikan
dan tidak pula disembahyangkan. HR.
Bukhari
E.
MENYALATKAN
JENAZAH
Shalat jenazah hanya wajib untuk jenazah orang
Islam, sedangkan untuk orang kafir atau musyrik haram hukumnya, walaupun masih
kerabat. Perhatikan hadits Nabi saw. berikut :
قال رَسُوْلَ الله صَلى الله
عَليْهِ وَسَلمَ صَلُّوا عَلَى مَوْتَاكُمْ رواه ابن ماجه
Artinya : Bersabda
rasulullah saw. : “Shalatkanlah olehmu orangorang yang mati (di antara kamu,
yang Islam). HR. Ibnu Majah.
a. Syarat
shalat jenazah
1. Menutup
aurat, badan suci dari najis dan hadas (kecil dan besar), pakaian suci dari
najis serta menghadap kiblat.
2. Jenazah,
selesai dimandikan dan dikafani.
3. Meletakkan
jenazah di sebelah kiblat orang yang menshalati, kecuali shalat jenazah di atas
kubur atau shalat ghaib.
b. Rukun
shalat jenazah
1. Berdiri,
bila mampu
2. Berniat
seperti biasa, hanya ditujukan atas jenazah.
3. Takbir
4 kali (termasuk takbiratul ihram)
4. Membaca
Al fatihah
5. Membaca
shalawat atas Nabi saw.
7. Salam
c. Sunat
shalat jenazah
1. Mengangkat
tangan pada setiap takbir yang empat.
2. Merendahkan
suara bacaan (ketika shalat siang hari maupun malam).
3. Membaca
ta’awwudz sebelum Fatihah.
4. Memperbanyak
shaf, minimal 3 shaf (keterangan hadits).
5. Memperbanyak
yang ikut shalat, berdasar hadits Nabi saw. :
مَا
مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ فَيَقُوْمُ عَلى جَنَازَتِهِ اَرْبَعُوْنَ رَجُلاً لَا يُشْرِكْ
باللهِ شَيْئًا اِلَّا شَفَّعَهُمُ اللهُ فِيْهِ
رواه احمد ومسلم
Artinya : Orang Islam
yang mati, lalu disembahyangkan jenazahnya oleh 40 orang yang tidak musyrik,
pastilah Allah memberi mereka syafa’at padanya. HR. Ahmad dan Muslim
6. Shalat
jenazah dilakukan dengan berjamaah.
7. Imam
atau perorangan berdiri di arah kepala, bila mayat laki-laki dan di arah tengah
pinggang bila mayat wanita.
d. Tata
cara melaksanakan shalat jenazah
Satu kali shalat jenazah boleh dilakukan untuk
satu orang atau lebih, boleh juga dilakukan perorangan atau berjamaah, dan juga
boleh dilakukan berulang-ulang dengan orang yang berbeda untuk satu jenazah
atau lebih. Shalat jenazah bisa juga dilakukan oleh wanita dan ini sudah dapat
mencukupi kewajiban kifayah, akan tetapi lebih utama dilakukan oleh laki-laki.
Shalat jenazah boleh dilakukan dimana saja
asal memenuhi syarat, akan tetapi bila memungkinkan lebih baik dilakukan di
dalam masjid, karena mengingat keistimewaan masjid tersebut.
Setelah jenazah siap di tempat shalat
(diletakkan terlentang dengan kepala di sebelah utara), maka :
1. Bila
jenazah laki-laki Imam mengambil tempat di arah kepala, dan di arah pinggang /
perut bila wanita, makmum diusahakan terdiri dari tiga shaf.
2. Niat
shalat jenazah bersamaan dengan takbiratul ihram dilanjutkan dengan membaca
Al Fatihah.
3. Takbir
ke dua, dilanjutkan baca shalawat, dengan bacaan :
اللهُمَّ
صَل عَلى سيِّدِنَا مُحَـمَدٍ و عَلى ال سيِّدِنَا مُحَـمَدٍ
4. Takbir
ke tiga, dilanjutkan membaca doa untuk si mayat :
اللهُمَ
اغْفِرْ لَهُ وارْحَمْهُ وَعَافِهِ واعْفُ عَنْـهُ واَكْرِمْ نزُلَهُ ووسِّعْ مَدْخَلَهُ
Artinya : Ya Allah ! Ampunilah dia, berilah rahmat dan
maaf kepadanya, muliakanlah kedatangannya, lapangkanlah pintu masuknya dan
jadikanlah surga tempat kembalinya. HR. Muslim
5. Takbir
ke empat, dilanjutkan doa :
اللهُمَّ
لاتَحـْرِمْنَا اَجْرَهُ وَلَا تفْتِـنَّا بَعْدَهُ واغْفِرْلنا وَلهُ
Artinya : Ya Allah ! Janganlah Engkau rugikan kami dari
mendapatkan pahalanya, dan janganlah Engkau beri kami fitnah sepeninggalnya,
dan ampunilah kami dan dia. HR. Hakim
6. Membaca
salam sambil menoleh
ke kanan dan ke kiri. Bacaan
salam :
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُهْ
Penjelasan :
Ketika berdoa setelah takbir ke tiga dan ke
empat, maka supaya disesuaikan dengan jenis jenazahnya, yaitu apabila jenazah
wanita maka dhamir hu dengan ha, bila jenazah dua orang maka diganti dengan
huma dan apabila banyak diganti dengan
hum, contoh :
1. Untuk jenazah wanita :
اللهُمَّ
اغْفِرْ لَهَا وارْحَمْهَا وَعَافهَا واعْـفُ عَنْهَا واكْرِمْ نُزُلَهَا ووسِّعْ
مَدْخَلَهَا
2. Untuk dua jenazah laki-laki/wanita/laki-laki
dan wanita
اللهُمَّ
اغْفِر لهُمَا وارْحَمْهُمَا وعَافهِمَا واعْفُ عَنْهُمَا واكرمْ نزُلهُمَا ووسِّعْ
مَدْخَلَهُمَا
3. Untuk jenazah lebih dari dua :
اللهُمَّ
اغْفِرْ لَهُمْ وارْحَمْهُمْ وعَافِهِمَ واعْفُ عَنْهُمْ واكرمْ نزُ لهُمْ ووسِّعْ مَدْخَلَهُمْ
4. Bila jenazahnya
anak-anak yang belum baligh,maka setelah takbir ke tiga membaca :
اللهُمَّ
اجْعَلْهُ لنَا سَلَـفًا وفَرَطًا واَجْرًا
Artinya : Ya
Allah ! Jadikanlah dia bagi kami, pendahulu, tabungan dan pahala di surga.
5. Setelah salam, dengan
posisi tetap berdiri Imam sholat supaya memimpin doa untuk jenazah dengan
didahului sedikitnya :
a.
Membaca
fatihah 3 kali untuk jenazah;
b.
Membaca
surat Ikhlash 11 kali, Al Falaq 1 kali dan An Nas 1 kali, lalu
c.
Membaca
istighfar (Astaghfirullah) 11 kali, Sholawat (Shollallaahu ala Muhammad) 33
kali, tahlil (Laa ilaaha Illallah) 11 kali, lalu...
d.
Berdoa
sebisanya.
F.
MEMAKAMKAN
JENAZAH
a. Mengantar jenazah ke kubur
Setelah mayat dishalati, maka disunatkan
segera dikebumikan, hal ini berdasar hadits Nabi saw. sebagai berikut :
اسْرعُوا بالجنَازة
فإنْ كَانَتْ صالِحَةً قَرَّ بْتُمُوْ نَـهَا الى الخَـيْرِ وإنْ كَانَتْ غَيْرَ
ذالِكَ فَشَرٌّ تَضَعُوْ نَهَا لعَلهُ مِنْ رِقَابِكُمْ رواه الجماعه
Artinya : Hendaklah
kamu segerakan mengangkat jenazah, karena jika ia orang shalih, maka kamu
melekaskannya kepada kebaikan, dan jika ia bukan orang shalih, maka agar
kejahatan itu segera terbuang dari tanggungan kamu. HR. Jama’ah
Berjalan mengantarkan
jenazah, merupakan kebaikan yang disunatkan, dan ketika mengantar jenazah
tersebut menurut Imam Syafi’i sebaiknya berjalan di depan jenazah, sedang
menurut madzhab Hanafi sebaiknya berjalan di belakang mayat.
Berdasar hadits Nabi saw. bahwa apabila seseorang
melihat jenazah berlalu maka disunatkan berdiri, walaupun jenazah itu non
muslim, dengan membaca :
سُبْحَانَ
الحَـيّ الذِى لَا يَمُوْتُ
Artinya : Maha suci Dzat yang Maha
Hidup dan tidak akan mati.
b. Tata cara pemakaman jenazah
1. Terlebih dahulu disiapkan liang kubur sedalam
kira-kira setinggi orang berdiri lebih sedikit, dan sunat dibuat lubang lahad,
jika tanah kuburan keras, jika tanah pekuburan bercampur pasir sebaiknya dibuat
lubang tengah. Lahad adalah lubang yang digali di sebelah kiblat untuk menempatkan
mayat, sedang lubang tengah adalah lubang kecil di tengah-tengah kubur,
sebagaimana hadits Nabi saw. :
عَنْ
عَا مربن سَعْدٍ قال : الحِدُوا لِيْ لحْدًا وانصِبُوا عَليَّ اللبنَ نصْبًا كَمَـا صُنِعَ بِرَسُوْلِ اللهِ
صَلى الله عَليْهِ وَسَلمَ رواه احمد ومسلم
Artinya : Dari
Amir bin Sa’ad, berkata : Buatkan lubang lahad untukku, dan pasanglah di atasku
batubata, sebagimana dibuat pada kubur Rasulullah saw.. HR. Ahmad dan Muslim
2. Sesampainya
di kubur, jenazah diturunkan dengan pelan-pelan kemudian diletakkan di lubang
lahad atau lubang tengah dengan posisi miring ke kanan menghadap kiblat. Ketika
meletakkan jenazah disunatkan membaca :
بسمِ
اللهِ وَ عَلى مِلَّةِ رَسُوْلِ اللهِ
رواه الترمذى وابوداود
Artinya : Dengan nama Allah dan atas
Agama Rasulullah. HR. Tirmidzi dan Abu
Daud
3. Tiga
tali pengikat kain kafan dilepas, pipi kanan dan ujung kaki ditempelkan ke
tanah.
4.
Kemudian jenazah ditutup dengan papan
kayu, lalu ditimbun tanah sampai setinggi satu jengkal dari tanah asal, lalu
dipasang tanda atau batu nisan.
5. Menyiram
air di atas kubur, sesuai dengan yang dikerjakan Nabi saw. :
اِنَّ
النَّبيَّ صَلى اللهُ عَليْهِ وَسَلمَ رَشَّ عَلى قبْرابْنِهِ إبْراهِيْمَ رواه
الشافعى
Artinya : Sesungguhnya
Nabi saw. telah menyiram kubur putera Beliau Ibrahim. HR. Syafi’i
6. Menaburi
bunga di atas kuburan
7. Membaca
Talqin
CONTOH BACAAN TALQIN
a. Talqin
untuk Jenazah laki-laki
الفاتحة
بسم
الله الرحمن الرحيم
لاَإِلَـهَ
إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُــــلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ
يُحْيِيْ ويُمِيْتُ وَهُـوَ حَيٌّ دَائِمٌ لا يَمُوْتُ بِيَدِهِ الخَيْـرُ وَهُوَ
عَلى كُلِّ شَيْئٍ قَـدِيرْ.
سُبْحَانَ
مَنْ تَعَـزَّزَ بالقُدْرَةِ وَالْبَقَاءِ, وَقَهَـرَ الْعِبَادَ بِاالْمَوْتِ
وِالْفَنَاءِ, لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ
اَحْسَنُ عَمَلاً, وَاَنَّ سَعْيَكُمْ سَوْفَ يُرَى,
كُلُّ
نَفْسٍ هَالِكٌ اِلَّا وَجْهَـهُ, لَهُ الْحُكْمُ واِلَيْـهِ تُرْجَـعُوْنَ.
كُلُّ
نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ, ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ. العنكبوت ٥٧
كُلُّ
نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ, وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ.
ال عمران ١٨٥
مِنْهَا
خَلَقْنَاكُمْ وَفِيْهَا نُعِيْدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى.
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ لِلأَجْرِ وَالثَّوَابِ وَفِيْهَا نُعِيْدُكُمْ لِلْدُّوْدِ
وَالـتُّرَابِ,وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ لِلْعَرْضِ وَاْلحِسَابِ.
بسم
الله, وبالله, ومن اللهِ, والى اللهِ, وعلى مِلَّةِ رسولِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَـلَّمَ هـذَا مَاوَعَـدَ الرَّحْمنُ وَصَدَقَ المُـرْسلُوْنَ, اِنْ
كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَاهُمْ جَمِيْعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ.
يَرْحَمُكَ
اللهُ, ذَهَبَتْ عَنْكَ الدُّنْيَا وَزِيْنَتُـهَا, وَصِرْتَ الْاَنَ في بَرْزَخٍ
مِنْ بَرَازِخِ الاخِرَةِ, فَلاَ تَنْسَ الْعَهْـدَ الَّذِىْ فَارَقْتَـنَا
عَلَيْهِ في دَارِ الدُّنْيَا, وَقَدِمْتَ بِهِ اِلى دَارِ الْاَخِرَةِ, وَهِيَ :
شهَادَةُ اَنْ لَاإِلـهَ الا اللهُ, وَأَنَّ محمدًا رَّسوْل اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَـلَّمَ.
واعْلَمْ
يَاعَبْدَاللهِ! أنَّ الْمَوْتَ حَقٌّ, وَأَنَّ القَبْـرَ حَقٌّ, وَأَنَّ
نَعِيْمَهُ حَقٌّ, وَأَنَّ عَذَابَهُ حَقٌّ, وَأَنَّ سُؤَالَ مُنْكَرٍ وَنَكِـيْرٍ
فِيْهِ حَقٌّ, وَأَنَّ الْبَعْثَ حَقٌّ, وَأَنَّ الْحِسَابَ حَقٌّ, وَأَنَّ
شَفَاعَةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَـلَّمَ حَقٌّ, وَأَنَّ
الْجَنَّةَ حَقٌّ, وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ, وَأَنَّ لِقَاءَاللهِ تَعَالى لِاَهْلِ
الْحَقِّ حَقٌّ, وَأَنَّ اللهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ,
فَإِذَا
جَاءَكَ الْمَـلَكَانِ الْمُوَكَّلاَنِ بِكَ وَبِأَمْثَالِكَ مِنْ أُمَّـةِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَـلَّمَ. فلاَ يُزْعِجَاكَ وَلَا
يُرْعِبَاكَ, وَاعْلَمْ أَنَّهُمَا خَلْقٌ مِنْ خَلْقِ اللهِ تَعَالى, كَمَا أَنْتَ
خَلْقٌ مِنْ خَلْقِـهِ.
فإِذَا أتَيَاكَ وَسَأَلاَكَ وَقَالاَ لَكَ :
مَنْ رَبُّكَ؟ وَمَنْ نَبِيُّكَ؟ ومَااعْتِقَادُكَ؟ وَمَاالَّذِيْ مُتَّ
عَلَيْهَا؟ فَقُلْ : اللهُ رَبِّيْ حَقَّا,
فإِذَاسَأَلاَكَ
الثَّانِيَةَ : فَقُلْ : اللهُ رَبِّيْ حَقَّا,
فإِذَاسَأَلاَكَ
الثَّالِثَةَ – وَهِيَ خَاتِمَةُ الْحُسْنَى- فَقُلْ لَهُمَا بلِسَانٍ طَلِقٍ
بِلَاخَوْفٍ وَلاَ فَزَعٍ وَبِاعْتِقَادٍ صَحِيْحٍ : اللهُ رَبِّيْ, وَمُحَمَّدٌ
نَبِـيِّيْ, وَاْلاِسْلَامُ دِيْـنِيْ, وَالْقُرْأنُ إِمَامِيْ, وَالْكَعْبَةُ
قِبْلَـتِيْ, وَالصَّلَاةُ فَرِيْضَتِيْ, وَالْمُسْلِمُوْنَ إِخْوَانِيْ,
وَإِبْرَاهِيْمُ الْخَلِيْلُ أَبِيْ, وَأنَا عِشْتُ وَمُتُّ عَلَى قَوْلِ
لَاإِلـهَ اِلاَّ اللهُ, وَ مُحَمَّدٌ رَّسوْل اللهِ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَـلَّمَ.
Wahai Saudaraku ..........
Saat ini panjenengan telah meninggalkan dunia fana yang
penuh dengan kesenangan yang menipu, dan sekarang panjenengan telah berada di
alam BARZAH, alam KUBUR...yang merupakan awal dari kehidupan yang kekal di
akhirat.
Maka ingatlah, mantapkanlah dan kuatkanlah keyakinan
panjenengan yang telah diyakini selama di dunia bahwa : Tidak ada Tuhan selain
Allah swt, dan bahwa Nabi Muhammad saw, adalah utusan Allah swt.
Ingatlah bahwa sesungguhnya kematian, alam kubur dengan
nikmat dan siksaanya, pertanyaan Malaikat Mungkar dan Nakir, hari kebangkitan
dan hari timbangan amal, syafaat Nabi Muhammad saw, sorga dan neraka serta
pertemuan antara Allah swt dengan hambanya yang ahli kebenaran, semua itu benar
adanya dan pasti akan terjadi.
Saudaraku .......... bila nanti datang malaikat Mungkar
dan Nakir janganlah membuatmu takut, gentar dan khawatir, karena sesungguhnya 2
malaikat juga makhluk Allah swt seperti panjenengan......
Saudaraku ..... KUATKAN KEYAKINANMU, bila keduanya
betanya, maka jawablah dengan tenang, jelas dan penuh keyakinan, sebagaimana
selama ini kamu meyakininya.
Kami semua, keluargamu sahabatmu akan mendoakanmu .......
تَمَسَّكَ
يَاعَبْدَاللهِ بِهَدِهِ الْهُـجَّـةِ, وَاعْلَمْ أَنَّك مُقِيْمٌ الْبَـرْزَخِ إِلَى
يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ.
وَنَسْتَوْدِعُكَ
اللهُ مِنَ اْلاَمنِيْنَ, ثَبَّتَكَ اللهُ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ ثَبَّتَكَ اللهُ
بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ ثَبَّتَكَ اللهُ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ, يُثَبِّتُ اللهُ
الَّذِيْنَ أمنُوْا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ,
أَللَّهُمَّ
يَا أَنِيْسَ كُلِّ وَحِيْدٍ, وَيَا حَاضِرًا لَيْسَ بِبَعِيْدٍ, أَنِسْ
وَحْدَتَنَا وَوَحْدَتَهُ, وَارْحَمْ غُرْبَتَنَا وَ غُرْبَتَهُ, وَلَـقِّـنْهُ
حُجَّـتَهُ, وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ, وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ يَا رَبَّ
الْعَلَمِيْنَ.
يَأيَّـتُهَاالنَّفْسُ
المُطْمَئِـنَّةُ إِرْجِعِيْ إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً, فَادْخُلِيْ فِىْ
عِبَادِيْ وادْخُلِيْ جَنَّـــــــــــــــــتِيْ.
الفاتحة.
b. Talqin
untuk Jenazah Perempuan
الفاتحه
بسم
الله الرحمن الرحيم
لاَإلـهَ
إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُــــلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ
يُحْيِيْ ويُمِيْتُ وَهُـوَ حَيٌّ دَائِمٌ لا يَمُوْتُ بِيَدِهِ الخَيْـرُ وَهُوَ
عَلى كُلِّ شَيْئٍ قَـدِيرْ.
سُبْحَانَ
مَنْ تَعَـزَّزَ بالقُدْرَةِ وَالْبَقَاءِ, وَقَهَـرَ الْعِبَادَ بِاالْمَوْتِ
وِالْفَنَاءِ, لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ
اَحْسَنُ عَمَلاً, وَاَنَّ سَعْيَكُمْ سَوْفَ يُرَى,
كُلُّ
نَفْسٍ هَالِكٌ اِلَّا وَجْهَـهُ, لَهُ الْحُكْمُ واِلَيْـهِ تُرْجَـعُوْنَ.
كُلُّ
نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ, ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ. العنكبوت ٥٧
كُلُّ
نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ, وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ.
ال عمران ١٨٥
مِنْهَا
خَلَقْنَاكُمْ وَفِيْهَا نُعِيْدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى.
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ لِلأَجْرِ وَالثَّوَابِ وَفِيْهَا نُعِيْدُكُمْ لِلْدُّوْدِ
وَالـتُّرَابِ,وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ لِلْعَرْضِ وَاْلحِسَابِ.
بسم
الله, وبالله, وَمِنَ اللهِ, وَاِلَى اللهِ, وَعَلى مِلَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَـلَّمَ هـذَا مَاوَعَـدَ الرَّحْمنُ وَصَدَقَ المُـرْسلُوْنَ, اِنْ
كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَاهُمْ جَمِيْعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ.
يَرْحَمُكِ
اللهُ, ذَهَبَتْ عَنْكِ الدُّنْيَا وَزِيْنَتُـهَا, وَصِرْتِ الْاَنَ فِيْ
بَرْزَخٍ مِنْ بَرَازِخِ الاخِرَةِ, فَلاَ تَنْسَ الْعَهْـدَ الَّذِىْ
فَارَقْتِـنَا عَلَيْهِ في دَارِ الدُّنْيَا, وَقَدِمْتِ بِهِ اِلى دَارِ
الْاَخِرَةِ, وَهِيَ : شهَادَةُ اَنْ لَاإِلـهَ الا اللهُ, وَأَنَّ محمدًا رَّسوْل
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَـلَّمَ.
واعْلَمْ
ياأَمَةَاللهِ ! أَنَّ الْمَوْتَ حَقٌّ, وَأَنَّ القَـبْرَ حَقٌّ, وَأَنَّ نَعِيْمَهُ
حَقٌّ, وَأَنَّ عَذَابَهُ حَقٌّ, وَأَنَّ سُؤَالَ مُنْكَرٍ وَنَكِـيْرٍ فِيْهِ
حَقٌّ, وَأَنَّ الْبَعْثَ حَقٌّ, وَأَنَّ الْحِسَابَ حَقٌّ, وَأَنَّ شَفَاعَةَ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَـلَّمَ حَقٌّ, وَأَنَّ الْجَنَّةَ
حَقٌّ, وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ, وَأَنَّ لِقَاءَاللهِ تَعَالى لِاَهْلِ الْحَقِّ
حَقٌّ, وَأَنَّ اللهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ,
فَإِذَا
جَاءَكِ الْمَـلَكَانِ الْمُوَكَّلاَنِ بِكِ وَبِأَمْثَالِكِ مِنْ أُمَّـةِ
سيدِنَا محمدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْـهِ وَسَـلَّمَ. فلاَ يُزْعِجَاكِ وَلَا
يُرْعِبَاكِ, واعلم أَنَّهُمَا خَلْقٌ مِنْ خَلْقِ اللهِ تَعَالى, كَمَا أَنْتِ
خَلْقٌ مِنْ خَلْقِـهِ.
فإِذَا أتَيَاكِ وَسَأَلاَكِ وَقَالاَ لَكِ :
مَنْ رَبُّكِ؟ وَمَنْ نَبِيُّكِ؟ ومَااعْتِقَادُكِ؟ وَمَاالَّذِيْ مُتِّ
عَلَيْهَا؟ فَقُوْلِى لَهُمَا : اللهُ رَبِّيْ حَقَّا,
فإِذَاسَأَلاَكِ
الثَّانِيَةَ : فَقُوْلِى لَهُمَا : اللهُ رَبِّيْ حَقَّا,
فإِذَاسَأَلاَكِ
الثَّالِثَةَ – وَهِيَ خَاتِمَةُ الْحُسْنَى- فَقُوْلِى لَهُمَا بلِسَانٍ طَلِقٍ
بِلَاخَوْفٍ وَلاَ فَزَعٍ وَبِاعْتِقَادٍ صَحِيْحٍ : اللهُ رَبِّيْ, ومحمدٌ
نَبِـيِّيْ, وَالاِسْلَامُ دِيْنِيْ, والقُرْأنُ إِمَامِيْ, والكعْبَةُ
قِبْلَـتِيْ, والصَّلَاةُ فَرِيْضَتِيْ, وَالْمُسْلِمُوْنَ إِخْوَانِيْ,
وَإِبْرَاهِيْمُ الْخَلِيْلُ أَبِيْ, وَأنَا عِشْتُ وَمُتُّ على قَوْلِ لَاإِلـهَ
الا اللهُ, وَ مُحَمَّدٌ رَّسوْل اللهِ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَـلَّمَ.
Wahai Saudaraku ..........
Saat ini panjenengan telah meninggalkan dunia fana yang
penuh dengan kesenangan yang menipu, dan sekarang panjenengan telah berada di
alam BARZAH, alam KUBUR...yang merupakan awal dari kehidupan yang kekal di
akhirat.
Maka ingatlah, mantapkanlah dan kuatkanlah keyakinan
panjenengan yang telah diyakini selama di dunia bahwa : Tidak ada Tuhan selain
Allah swt, dan bahwa Nabi Muhammad saw, adalah utusan Allah swt.
Ingatlah bahwa sesungguhnya kematian, alam kubur dengan
nikmat dan siksaanya, pertanyaan Malaikat Mungkar dan Nakir, hari kebangkitan
dan hari timbangan amal, syafaat Nabi Muhammad saw, sorga dan neraka serta
pertemuan antara Allah swt dengan hambanya yang ahli kebenaran, semua itu benar
adanya dan pasti akan terjadi.
Saudaraku .......... bila nanti datang malaikat Mungkar
dan Nakir janganlah membuatmu takut, gentar dan khawatir, karena sesungguhnya 2
malaikat juga makhluk Allah swt seperti panjenengan......
Saudaraku ..... KUATKAN KEYAKINANMU, bila keduanya
betanya, maka jawablah dengan tenang, jelas dan penuh keyakinan, sebagaimana
selama ini kamu meyakininya.
Kami semua, keluargamu sahabatmu akan mendoakanmu .......
تَمَسَّكِ
ياأَمَةَ اللهِ بِهدِهِ الْهُـجَّـةِ, واعْلَمْ أَنَّكِ مُقِيْمُ الْبَـرْزَخِ إلى
يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ. وَنَسْتَوْدِعُكِ اللهُ منَ الامنِيْنَ, ثَبَّتَكِ اللهُ
بالقَوْلِ الثَّابِتِ ثَبَّتَكِ اللهُ بالقَوْلِ الثَّابِتِ ثَبَّتَكِ اللهُ
بالقَوْلِ الثَّابِتِ, يُثَبِّتُ اللهُ الذِيْنَ أمنًوْا بالقَوْلِ الثَّابِتِ,
أللهم
يا أنِيْسَ كُلِّ وحِيْدٍ, ويا حَاضِرًا لَيْسَ بِبَعِيْدٍ, أنِسْ وَحْدَتَـــنَا
وَ وَحْدَتَهَا, وارْحَمْ غُرْبَتَنَا و غُرْبَتَـهَا, ولَقِّنْهُ حُجَّتَــها,
وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهَا, وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهَا يَا رَبَّ الْعَلَمِيْنَ.
يَأيَّـتُهَاالنَّفْسُ
المُطْمَئِـنَّةُ إِرْجِعِيْ إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً, فَادْخُلِيْ فِىْ
عِبَادِيْ وادْخُلِيْ جَنَّـــــــــــــــــتِيْ.
الفاتحة.
8. Mendoakan
jenazah, sesuai hadits Nabi saw. :
أِسْتَغْفِرُوْا
لأَخِيْكُمْ وَاسْأَلُوْا لَهُ التَّـثْبِيْتَ فَاِنَّهُ اْلاَنَ يُسْأَلُ رواه البخارى ومسلم
Artinya : Mohonkanlah
ampunan bagi saudaramu dan mintalah agar dikuatkan hatinya, karena sesunguhnya
pada sdaat ini ia sedang ditanya (oleh Malaikat Munkar Nakir)” HR. Bukhari
Muslim
7. Berdasar
hadits Nabi saw. terdapat beberapa perbuatan yang disunatkan, yaitu :
a. Ketika
memasukkan mayat wanita ke kubur, sunat menutup kain di atasnya.
b. Kubur
ditinggikan sejengkal dari tanah asal dan menyiramnya.
c. Menandai
atau memberi batu nisan.
d. Menaruh
kerikil di atas kubur.
e. Mendoakan
mayat setelah selesai dikubur.
Semua hadits tentang masalah sunat-sunat yang
berkaitan dengan kubur tertulis dalam buku Fiqh Islam, oleh H. Sulaiman Rasyid.
MERAWAT JANAZAH
G.
TATA CARA
TA’ZIYAH
Ta’ziyah adalah melayat ke rumah keluarga jenazah
dengan tujuan meringankan beban keluarga
yang berduka, menasehati agar
bersabar, jangan keluh kesah dan meratap, mendoakan si mayat agar mendapat
ampunan Allah swt. serta keluarga yang ditinggal selalu mendapat bimbingan dan
rahmatNya.
Dalam Islam disunatkan melayat sampai hari ketiga
dari meninggalnya si mayat, dan ketika melayat ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Membantu
keluarga yang ditinggal (materi atau immateri).
2. Membantu mengurus segala sesuatu yang dibutuhkan dalam
penyelenggaraan jenazah.
3. Ketika
menunggu selesainya penyelenggaraan
jenazah lebih baik mendoakan
si mayat
atau dzikir dan membaca Al Qur’an daripada berbicara yang tidak perlu
(ngobrol).
4. Ikut shalat jenazah dan ikut mengantar
jenazah ke pemakaman.
Membaca Al Qur’an, shalawat, dzikir dan sebaginya, ketika ta’ziyah atau ketika ziarah ke kubur dan
lain-lain, berguna bagi mayat (ahli kubur), yang menurut Imam
Syafi’i dan Imam Hambali harus dialamatkan dengan doa, jadi statusnya sebagai
doa, dan kalau doa tergantung kepada Allah swt. mengabulkan atau tidaknya.
H.
ZIARAH KUBUR
Diceritakan oleh ibu ‘Aisyah ra, dalam hadits
yang amat panjang dan diriwayatkan oleh Muslim, pada akhir hadits itu
dinyatakan (artinya ):
فقال
:إِنَّ رَبَّكَ يَأمُرُكَ اَنْ تأتـِيَ أهْلَ البَقِيْعِ فَتَسْتَغْفِرَلَهُمْ
قالتْ قلتُ كـيْفَ أقُوْلُ لَهُمْ يَا رَسُوْلَ اللهْ؟ قال قُوْلِى السلام على اهل
الديَارِ من المُؤْمِنِيْنَ والمسلمِيْنَ ويَرْحَمُ اللهُ المُسْتَقْدِمِيْنَ مِنَّا
والمُستَأخِرِيْنَ وانَّا إنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لاَحقُوْنَ
Artinya : Maka
berkata (Jibril) : Sesungguhnya Allah swt. memerintahkan agar tuan (Muhammad
saw.) datang kepada penghuni (makam)
Baqi’ untuk memohonkan ampunan bagi
mereka. Berkata Ibu ‘Aisyah : Apa
yang harus saya katakan kepada mereka itu ya Rasulullah ? Jawab Rasul, katakan : Selamat
bahagia atas kaum mukminin dan
muslimin dari kuburan ini. Dan semoga Allah swt. memberi rahmat kepada yang
telah meninggal dan yang masih hidup dari kami, dan kami insya Allah akan
menyusul tuan-tuan kelak.
Kemudian pada akhir hadits dari Abu Hurairah ra
yang juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, disebutkan :
فَزُوْرُ
القُـبُوْرَ فَإِنَّهَا تُذَكِّـرُ الْمَـوْتَ
Artinya : Oleh karena itu, ziarahlah (kamu) ke kubur karena ziarah
itu mengingatkan akan kematian.
Pelajaran yang dapat diambil dari dua hadits di atas adalah :
1. Disunatkan untuk ziarah ke kuburan kaum
mukminin dan muslimim.
2. Tujuan
ziarah kubur adalah mendoakan mereka yang telah meninggal dan yang amsih hidup,
agar selalu mendapat rahmat dan ampunan dari Allah swt.
3. Hikmah
atau manfaat ziarah kubur adalah mengingat kematian, bahwa pada gilirannya
nanti pasti kita juga akan dikubur, untuk ini jalan satu-satunya adalah
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt. Hal ini berarti bahwa ziarah kubur
dapat merangsang peningkatan ketaqwaan kepada Allah swt.
Kemudian untuk dapat mewujudkan tiga hal tersebut
di atas dengan sempurna, maka perlu memperhatikan hal-hal berikut :
1. Ketika berdoa, tetap harus memperhatikan dan mengikuti tata cara atau adab
dalam berdoa.
2. Ketika
berada di kubur, harus tetap menjaga nilai-nilai akhlaqul karimah, dilarang
keras / haram melakukan hal-hal sebagai berikut :
- berbicara
yang tidak pantas
- duduk
di atas kubur
- berjalan
/ melangkahi kubur
- perbuatan
ma’siyat lainnya.
TATA CARA
ZIARAH KUBUR
1. Bila ziarah ke Makam Nabi
Muhammad saw., keluarganya, para shahabat dan ulama salafus shalih (termasuk
Wali Songo)
a. Ketika memasuki komplek pemakaman
mengucapkan salam:
أَلسَّلَامُ
عَلَيْكُمْ يَا أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ المُؤْمنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ويَرْحَمُ
اللهُ المُسْتَقْدِمِـيْنَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ
بِكُمْ لاَحِقُوْنَ
Salam diulang ketika berada di
makam yang dituju.
b. Setelah salam, (tetap dalam
keadaan berdiri, posisi berdiri disebelah ujung kaki jenazah) lalu membaca
fatihah secukupnya, kemudian membaca surat Ikhlas 11 kali, Al Falaq 1 kali, An
Nas 1 kali, lalu berdoa.
c. Setelah itu bisa dilanjutkan
dengan duduk (posisi duduk tetap seperti saat berdiri) dan membaca Al Qur’an
atau dzikir kepada Allah swt. kemudian berdoa lagi.
d. Doa yang dipanjatkan, khususnya
bila di depan makam Nabi saw. tidak memintakan ampun Nabi saw. dari
dosa-dosanya kepada Allah swt., akan tetapi sebagai berikut :
1) Mohon kepada Allah swt. untuk
diri sendiri dan keluarga dan lain-lain, kemudian di akhir doa mengucapkan
“Wahai Nabi saw. / wahai Sunan Ampel .... saya mohon amini doa saya”, atau
2) Langsug bicara pada Nabi saw.
atau siapa saja “ Wahai Nabi saw. / wahai Sunan Apel ! doakan saya dan keluarga
serta segenap keluarga besar SMAN 1 Jember agar selamat dunia akhirat,
agar..............dst ..... dst”
Catatan:
Apakah orang yang sudah wafat bisa mendoakan yang masih hidup?
Nabi saw.
memerintahkan (hadis riwayat Imam Muslim diatas) untuk mengucapkan salam kepada
ahli kubur, dan ahli kubur pasti mejawab salam yang telah diucapkan, karena
hukum menjawab salam adalah wajib, dan bila ahli kubur tidak menjawab,
bagaimana mungkin Nabi saw. memerintahkan untuk mengucapkan salam?
Salam yang
diucapkan dan jawaban salam dari ahli kubur intinya adalah doa, dengan demikian
ahli kubur masih bisa berdoa!.
e. Setelah selesai dan bermaksud
meninggalkan makam, maka berdiri lalu salam, kemudian mundur tiga langkah lalu
pergi.
CONTOH DOA
KETIKA ZIARAH MAKAM NABI SAW ATAU PARA WALI
بسـم
الله الرحمن الرحِيْم
اَللهُمَّ
لَآ اَمْلِكُ لِنَفْسِى نَفْعًا وَلَاضَرًّا وَلَامَوْتًـا
وَلَاحَيَاةً وَلَانُشُوْرًا وَلَآ اَسْتَطِيْعُ أَنْ اَخُــــذَ اِلَّا مَـا أعْطَـــيْـــتَـنِيْ
وَلَا اَتَّـقِيْ اِلَّا مَـا وَقَّـيْتَــنِيْ، اَللهُمَّ فَوَفِّقْنِيْ لِمَـا
تُحِبُّ وَتَرْضَى مِنَ الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ فِىْ عَافِيَةٍ، اَللهُمَّ
اَعِنَّاعَلَى دِيْنِنَا بِالدُّنْيَا وَعَلَى الدُّنْيَا بِالتَّـقْـوَىْ وَعَلَى
التَّقْوَىْ بِالْعَمَلِ وَعَلَى الْعَمَلِ بِالتَّوْفِيْقِ وَعَلَى جَمِيْعِ
ذَالِكَ بِلُطْفِكَ الْمُفْضِىْ اِلَـى رِضَاكَ،اَلْمُنْتَهِىْ اِلَـى جَنِّتِكَ
اَلْمَصْحُوْبِ ذَالِكَ بِالنَّظَرِ اِلَـى وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ، يَاهَادِيَ
الْمُضِلِّيْنَ وَيَا رَاحَمَ الْمُــذْنِبِــيْنَ وَيَامُقِـيْلَ عَثَرَاتِ
الْعَاثِـرِيْنَ إِرْحَمْ عَبْدَكَ ذَاالْخَطَرِ الْعَظِيْمِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ
كُلَّهُمْ اَجْمَعِيْنَ وَاجْعَلنَا مَعَ اْلاَحْيَاءِ الْمَـرْزُوْقِــيْنَ
الَّذِىْ اَنْعَمْتَ عَلَـيْهِمْ مِنَ النَّبِـيِّـيْنَ وَالصِّدِّيْقِــيْنَ
وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِـيْنَ اَمِـيْنَ يَارَبَّ الْعَـالَمِـيْنَ،
يَا........ DISEBUT NAMA YANG DIZIARAHI
.........جئـتـُكمْ
لِهَذِهِ الْحَاجَةِ فَأَشَدُّ مَارَجَوْتُ لَهُوَ الدُّعَاءُ مِنْكُمٍ رَزَقَنِيَ
اللهُ نِعْمَـتَهُ وَرَحْمَـتَـهُ وَحُسْنَ الْخَاتِمَةِ وَسَلَّمَنِيَ اللهُ مِنْ
ضَيْقِ الدُّنْيَا وَضَيْقِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ،
اَللهُمَّ
اِنِّىْ اَتَوَسَّلُ وَأَتَشَفَّعُ بِهِ لِقَضَاءِ حَاجَاتِنَا مِنْ حَوَائِجِ
الدُّنْيَا وَالْاَخِرَةِ اِنْ كَانَ هَذَا الْفِعْلُ خَيْرًالِّـىْ فِىْ دِيْنِيْ
وَدُنْيَايَ وَمَعَـاشِىْ وَعَاقِبَةِ اَمْرِيْ عَاجِلِهِ وَاَجِلِهِ
بِـرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، لَكَ الْحَمْدُ وَمِنَكَ الْفَرَجُ
وَاِلَـيْكَ الْمُـشْتَكَىْ وَاَنْتَ الْمُسْتَـعَانُ وَلاَحَوْلَ وَلاَقُـوَّةَ
اِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَـــيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِــهِ وَسَلَّـمَ
2. Bila ziarah ke pemakaman
umum, orang tua, kerabat, guru teman dan lain-lain
a. Ketika memasuki komplek pemakaman
mengucapkan salam seperti di atas;
b. Setelah salam, (tetap dalam
keadaan berdiri, posisi berdiri disebelah ujung kaki jenazah) lalu membaca
fatihah secukupnya, kemudian membaca surat Ikhlas 11 kali, Al Falaq 1 kali, An
Nas 1 kali, lalu berdoa, mohon kepada Allah swt. agar ahli kubur ( otang tua
dll) diberi kebahagiaan selama di kubur dan dimasukkan ke sorga, diampuni
segala kesalahannya, diterima dan dilipatgandakan segala amal baiknya,
dimasukkan sorga tanpa hisab, dll. Juga mohon kepada Allah swt. agar pahala
bacaan Fatihah, Al Ikhlas, Al Falaq, An Nas dan lain-lain juga disampaikan juga
kepada beliau ahli kubur.
c. Setelah itu bisa dilanjutkan
dengan duduk (posisi duduk tetap seperti saat berdiri) dan membaca Al Qur’an
atau dzikir kepada Allah swt. kemudian berdoa lagi seperti pada poin b.
d. Setelah selesai mengucapkan salam
lagi, lalu pergi.
CONTOH DOA
KETIKA ZIARAH MAKAM ORANG TUA, GURU, TEMAN DLL
أَعُوْذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمن الرَّحِيْمِ.
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ.
أَللّهُمَّ صَلِّ وَسَـلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ فِى اْلأَوَّلــــــِيْنَ
وَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ فِى اْلأخِرِيْنَ وَصَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ فِى كُلِّ وَقْتٍ وَحِيْنٍ
وَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ فِى اْلمَـــــــــــــلَإِ
اْلأَعْــــلَى إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ .
أَللّهُمَّ
تَقَــبَّلْ وَأَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ اْلقُرْأنِ الْعَظِيْمِ.
وَمَا هَلَّـلْــــنَاهُ مِنْ قَوْلِ لاَ إِلــــــهَ إِلاَّ اللهُ وَقَوْلِ
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَــــمْدِهِ وَمَا صَلَّيْـــــنَاهُ عَلَى النَّـــبِيِّ
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِئْ هَاذَا الْمَجْلِسِ
الْمُــــبَارَكِ هَـــدِيَّةً وَّاصِلَةً وَّرَحْــــمَةً نَّازِلَـــةً
وَّبَرَبكَةً شَامِلَـــةً وَصَدَقَةً مُتَقَـــبَّلَةً نُقَدِّمٌ ذَالِكَ
وَنُهْـــدِئهِ اِلَـى حَـضَرَةِ شَـفِـيْعِـنَا سَـيِّدِالسَّـادَاتِ مُحَـمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَليْـهِ وَسَـلَّمَ وَاَزْوَاجِــهِ وَاَوْلَادِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ
وَاَلِـــــــهِ وَاَصْحَابِـهِ وَخُصُوْصًا اَهْلِ بَـدْرٍ مِنَ الْمُــهَاجِـرِيْنَ
وَاْلَانْـصَارِ رَضيَ اللهُ عَنْهُمْ اَجْمَعِـيْنَ وَجَمِـيْعِ اَتْـبَاعِـهِ
وَالشُّهَـدَآءِ وَالْعُلَمَاءِ وَاْلأَوْلِـيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَاْلمُصَنِّفِـيْنَ
وَالْمُؤَلِّفِـيْنَ وَجُـدُوْدِنَا وجَـدَّاتِـنَا وَاَبَائِنَا وَاُمَّهَاتِــنَا
وَمَنْ لَــه حُقُـوْقٌ عَلَيْــــنا غَفَـرَ اللهُ لَـنَا وَلَــهُمْ
وَخُصُوْصًا
اِلَى حَضْرَةِ ..............
ثُمَّ
اِلَى جَمِيْعِ اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ مِنْ مَشَارِقِ اْلاَرْضِ وَمَغَارِبِهَا, وَمَنِ
اجْتَمَعْنَا هَاهُنَا بِسَبَــــبِهِ وَلِاَجْــــــــلِهِ.
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لَهُ/لَهَا/لَهُمْ وَارْحَمْهُ/هَا/هُمْ وَعَافِهِ/هَا/هُمْ وَاعْفُ
عَنْهُ/هَا/هُمْ.
اَللهُمَّ
اجْعَلْ قَـبْرَهُ/هَا/هُمْ رَوْضَةً مِنْ رِيَاضِ الْجَـنَّةِ وَلاَ تَجْعَلْ قَـبْرَهُ/هَا/هُمْ
حُفْرَةً مِنْ حُفَرٍ النِّـيْرَانِ.
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِاَهْلِ الْقُـبُوْرِ مِنَ الْمُؤْمِنِــيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
وَالْمُسْلِمِـيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ الى مَغَارِبِهَاز
اَللهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ
عَلَى اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ اَهْلِ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ
رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّ اللهُ عًلَيْهِ وَسَلَّمْ اِرْفَعْ لَهُمُ الدَّرَجَاتِ
وَكَفِّرْ عَنْهُمُ السَّيِّئَاتِ يَارَبَّ الْعَلَمِـيْنْ.
رَبَّنَا
آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
اَلْفَاتِحَةُ
sumber :
http://islampontren.blogspot.co.id/2014/08/kur-2013xi13-merawat-janazah-bagian-1.html
Comments
Post a Comment